Sejarah Kopi
Era penemuan biji kopi dimulai sekitar tahun 800 SM. Pada saat itu, banyak orang di Benua Afrika, terutama bangsa Etiopia, yang mengonsumsi biji kopi yang dicampurkan dengan lemak hewan dan anggur untuk memenuhi kebutuhan protein dan energi tubuh. Penemuan kopi sendiri terjadi secara tidak sengaja ketika penggembala bernama Khalid mengamati kawanan kambing gembalaannya yang tetap terjaga bahkan setelah matahari terbenam setelah memakan sejenis beri-berian. Ia pun mencoba memasak dan memakannya. Kebiasaan ini kemudian terus berkembang dan menyebar ke berbagai negara di Afrika, namun metode penyajiannya masih menggunkan metode konvensional. Barulah beberapa ratus tahun kemudian biji kopi ini dibawa melewati Laut Merah dan tiba di Arab dengan metode penyajian yang lebih maju.
Jenis Kopi
Anda penikmat kopi??? Jangan ngaku penikmat kopi kalau tidak mengetahui jenis kopi apa yang anda konsumsi. Untuk itu mari kita simak jenis-jenis kopi di dunia dan ciri-cirinya.
1. Kopi Arabika
Kopi yang berasal dari Brasil dan Etiopia ini menguasai 75% pasar kopi dunia, Indonesia menyumbang 10% kopi jenis ini. Kopi arabika memiliki banyak varietas, tergantung negara, iklim, dan tanah tempat kopi ditanam. Anda bisa menemukan kopi toraja, mandailing, kolumbia, brasilia, dan lain sebagainya. Antara kopi Arabika yang satu dan yang lain punya perbedaan rasa.
Ciri-ciri pohon:
Habitus: Perdu, tinggi 2-3 m.
Batang: Tegak, bulat, percabangan monopodial, permukaan kasar, kuning kotor.
Daun: Tunggal, berhadapan, lonjong, tepi rata, ujung meruncing, pangkal tumpul, panjang 8-15 cm, lebar 4-7 cm, bertangkai pendek, hijau, pertulangan menyirip, hijau.
Bunga: Majemuk, bentuk payung, di ketiak daun, kelopak lonjong. lima helai, panjang +3 mm, hijau, tangkai benang sari berlekatan membentuk tabung, panjang + 8 mm, putih, tangkai putik menjulang keluar tabung, putih, mahkota bentuk bintang, lima helai, panjang 7-9 mm, putih.
Buah: Batu, bulat telur, diameter 0,5-1 cm, masih muda hijau setelah tua merah.
Biji: Bentuk 1/2 bola, salah satu permukaan beralur, panjang 0,5-1 cm, putih kehijauan.
Akar: Tunggang, kuning muda.Ciri-ciri aroma dan rasa:
- Aromanya wangi sedap mirip percampuran bunga dan buah.
- Memiliki rasa asam yang tidak dimiliki oleh kopi jenis robusta.
- Memiliki rasa kental saat disesap di mulut.
- Rasa lebih mild dan halus.
- Kopi arabika terkenal pahit.
Khasiat lain dari kopi arabika adalah sebagai penyegar badan karena daun, buah dan akar kopi ini mengandung saponin, flavonoida dan polifenol, di samping itu buahnya juga mengandung alkaloida.
Untuk penyegar badan dipakai + 15 gram daun muda kopi, dicuci dan dimakan sebagai lalapan atau urapan.
2. Kopi Robusta
Menguasai 25% pasar dunia, Indonesia merajai pasar kopi jenis ini yaitu dengan angka 90%. Kopi ini tersebar di luar Kolumbia, seperti di Indonesia dan Filipina. Sama seperti arabika, kondisi tanah, iklim, dan proses pengemasan kopi ini akan berbeda untuk setiap negara dan menghasilkan rasa yang sedikit banyak juga berbeda.
Ciri-ciri Pohon:
Habitus: Perdu, tahunan, tinggi ± 5 m.
Batang: Berkayu, keras, tegak, putih ke abu-abuan.
Daun: Tunggal, bulat telur, mengkilat, ujung runcing, tepi rata, pangkal turnpul, panjang 5-15 cm, lebar 4-6,5 cm, pertulangan menyirip, langkai panjang 0,5-1 cm, hijau.
Bunga: Majemuk, bentuk payung, di ketiak daun, kelopak berbagi lima, hijau, mahkota bentuk bintang, putih, benang sari lima, tangkai sari putih, kepala sari hitam panjang putik ± 3 cm, kepala putik coklat, putih.
Buah: Bulat telur, diameter ± 5 mm, masih muda hijau setelah tua merah.
Biji: Bulat telur, berbelah dua, keras, putih kotor.
Akar: Tunggang, kuning muda.Ciri-ciri aroma dan rasa:
- Memiliki rasa yang lebih seperti cokelat.
- Bau yang dihasilkan khas dan manis.
- Warnanya bervariasi sesuai cara pengolahan.
- Memiliki tekstur yang lebih kasar dari arabika.
Khasiat lain dari kopi robusta adalah sebagai pencegah keracunan tempe bongkrek, obat batuk, obat kuat dan peluruh air seni karena daun kopi ini mengandung alkaloida. saponin, flavonoida dan polifenol.
Untuk mencegah keracunan tempe bongkrek dipakai ± 5 gram biji kopi, disaring dan dilumbuk sampai halus, diseduh denga 1/2 gelas air matang panas kemudian disaring, Hasil saringan diminum sekaligus.
3. Kopi Ekselsa
Kopi Ekselsa ditemukan pertamakali oleh A. Chevalier pada tahun 1905 di Afrika Barat, di sekitar Sungai Char, dekat Danau Chad. Kopi Ekselsa sangat mirip dengan Kopi Liberica. Kopi Ekselsa tidak terlalu peka terhadap penyakit HV seperti halnya Kopi Arabika. Kopi Jenis ini sangat cocok dibudidayakan di dataran rendah yang basah karena memang daya tahan hidup kopi ini sangat kuat.
Kopi Ekselsa memiliki daun bulat dengan pinggiran agak halus, daun yang masih muda akan berwarna ungu agak merah terbakar sebelum akhirnya beralih ke warna hijau setelah usia tua, meski demikian beberapa daun masih menampakkan aksen ungu. Kopi ini berbatang kekar dan mampu mencapai 9 meter dengan cabang primer yang bisa bertahan lama dan berbunga pada batang yang tua. Kopi jenis Ekselsa memang tidak terlalu populer dunia, namun sangat populer di Filipina. Kopi ini memiliki karakter rasa yang pahit.
4. Kopi Liberika
Kopi liberika dimasukkan ke indonesia tahun 1875, sebagai usaha untuk menangani penyakit karat daun yang pada saat itu sudah menghancurkan perkebunan kopi di sri langka. type ini datang dari dataran rendah monrovia di tempat liberika. Kopi liberika penyebarannya amat cepat pada saat kopi arabika terserang Hemileia Vastatrix, karena type ini diperkirakan tahan pada Hemileia Vastatrix, walau demikian nyatanya tidak mencukupi harapan hingga kopi liberika diganti dengan type kopi robusta.
Ciri-ciri:
- Ukuran lebih besar dibandingkan kopi Arabika dan Robusta.
- Cabang primer bertahan lebih lama, dalam satu buku keluar bunga & buah lebih dari satu kali.
- Agak peka terhadap penyakit HV (Hemelia vastatrix) yang menyerang daun.
- Kualitas buah relatif rendah.- Produksi sedang,
- Berbuah sepanjang tahun.
- Ukuran buah tidak merata/tidak seragam
- Tumbuh baik di dataran rendah.
5. Kopi Luwak
Inilah kopi legendaris di seluruh dunia. Merupakan kopi yang berasal dari biji kopi arabika dan robusta yang dimakan oleh luwak. Luwak akan memakan buah kopi dan buah kopi tersebut akan diproses dengan enzim di perutnya, kemudian biiji dari buah kopi itu akan keluar bersama kotorannya. Karena fermentasi di dalam perut Luwak inilah yang membuat biji kopi luwak menjadi istimewa. Kopi luwak ini menjadi lebih istimewa karena luwak mencari buah kopi yang 90 persen matang sempurna sehingga sangat berpengaruh pada rasa kopi nantinya.
Karena itulah di Jerman satu kilogram kopi luwak bisa dihargai hingga Rp 9juta, wooowww.....benar-benar bangga jadi orang Indonesia ya??!! ^ ^
[berbagai sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar ^^